Pembangunan




Pembangunan fisik dan material bisa jadi bukan masalah di Korea Selatan. Sebagai Negara yang sudah jauh lebih maju dibanding Negara Asia lainnya, pembangunan di Korea Selatan terbilang sangat cepat dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Tak kalah dengan Jepang, Korea juga maju dalam banyak hal. Teknologi luar angkasa, robot, bioteknologi, industri serta telekomunikasi di Korea Selatan telah berkembang dengan sangat pesat. Namun satu yang tak dapat dinegasikan: semaju dan sebaik apapun pembangunan, ekses tetap tak terhindarkan. Ironinya, di Korea Selatan, salah satu variabel pembangunan yang paling maju justru memiliki ekses yang paling besar: internet.
Dengan pertumbuhan teknologi diatas rata-rata, internet bukanlah barang baru di Korea Selatan. Penggunaan internet menjadi kebutuhan primer yang sangat vital dalam kehidupan masyarakat Korea. Tak heran jika “masyarakat informasi” Korea merupakan yang tertinggi arus informasinya di dunia.. Ketika pergerakan anak muda (youth movement) tak lagi percaya pada Chosun Tlbo, Jungang Tlbo dan Donga Tlbo, maka internet adalah jalan keluarnya. Mungkin hal itulah salah satu alasan mengapa Citizen Journalism berkembang begitu pesat di Korea Selatan. OhmyNews merupakan situs berita independen pengusung citizen journalism yang tak hanya populer di Korea Selatan, namun juga di seluruh dunia hingga memiliki versi internasionalnya.
Persoalan internet menjadi sangat penting dalam pembangunan karena internet dengan anak muda penggeraknya adalah semacam agent of change. Melalui internet, para agent of change ini berusaha mengubah pola pikir dan cara pandang. Banyak Negara menegaskan bahwa fokus utama pembangunan yang hakiki adalah manusia itu sendiri, cita-cita pembangunan manusia yang mencakup semua komponen berujung pada kesejahteraan masyarakat—yang juga berarti peningkatan derajat manusia. Dan hal tersebut dapat diusahakan melalui internet. Edukasi politik dapat dijalankan, alih-alih ikut redistribusi, melalui Internet para agent of change ini mencoba merekognisi negara dan politik-politik pemerintahnya.
Rekognisi inilah yang membuat internet menjadi sangat vital dalam gerakan sosial baru (new social movement) di Korea Selatan. Diskusi politik tidak dilakukan secara fisik namun melalui internet. Hal inilah yang membuat gerakan di Korea Selatan menjadi sangat massive namun tetap sistematis. Diskusi politis dapat berjalan selama bulan-bulan. Tak jarang wacana yang ada berkembang menjadi aksi untuk mengubah kebijakan pemerintah. Salah satu contoh yang berhasil adalah demonstrasi besar melawan para pejabat Negara yang tidak menerima pencalonan No Mu Hyun menjadi presiden Korea Selatan. Tanpa bantuan internet, aksi semacam itu tak dapat menjadi massive, juga tidak dapat merangkul semua elemen masyarakat. Sistem pembangunan pemerintahan Korea Selatan telah membuat internet menjadi sangat mudah diakses dan merangkul semua elemen masyarakat.
Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, ekses memang tak terhindarkan. Internet yang telah menjadi bagian vital dalam kehidupan masyarakat justru juga menjadi alat untuk berbagai macam black campaign dan pornografi. Persoalan pornografi menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh pemerintahan Korea Selatan. Demi mencegah pornografi diakses oleh anak di bawah umur, pemerintah Korea Selatan membaut semacam kartu identitas untuk dapat membuka situs dengan konten eksplisit. Namun ternyata hal tersebut tidak dapat mencegah anak di bawah umur untuk mengakses. Terbukti banyak anak di bawah umur yang mengakses dan dampaknya nampak dari tingginya angka perbuatan cabul yang dilakukan oleh anak di bawah umur (baca: murid sekolah dasar) di Korea Selatan.
Black campaign menjadi persoalan lain lagi. Arus informasi yang sangat deras menerpa masyarakat dari internet tidak dapat membuat masyarakat dengan cepat dan kritis untuk merespon serta menanggapi kebenaran dari informasi tersebut. Tak jarang suatu informasi yang disebar justru merupakan black campaign untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu. Tanpa kesadaran kritis masyarakat akan mempercayai begitu saja, dan hal itu kerap terjadi. Kasus yang paling terkenal adalah Choi Jin Sil, artis terkenal di Korea Selatan, yang memilih untuk membunuh dirinya setelah difitnah melalui internet. Hanya butuh tiga hari untuk membuat semua orang membaca suatu informasi, dan hanya satu minggu untuk membuat Choi Jin Sil membunuh dirinya.
Kemajuan teknologi yang tidak diikuti oleh kemajuan mental, pola pikir serta sistem sosial sering kali menunjukan dampak buruk bagi masyarakat. Namun ekses memang tak terhindarkan, sebaik apapun pembangunan tersebut. Salah satunya akan berdampak seperti yang saya kutip dari Kim Seon Min: di Korea, membunuh orang lain dalam kehidupan sosial menjadi semakin mudah dengan bantuan teknologi informasi (yang tidak digunakan dengan proporsional).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar